Home » » Kendaraan Paling Aman Di Dunia [Kereta Api di Jakarta]

Kendaraan Paling Aman Di Dunia [Kereta Api di Jakarta]

Bila melihat demikian penuhnya penumpang kereta api di Jakarta, maka pasti tidak sabar untuk menunggu kereta berikutnya. Tetapi bila melihat kenekatan penumpang yang bergelantungan dan duduk di atas kereta, maka berbagai komentar sinis pasti akan berhamburan. Tetapi bisa saja beribu alasan atau dalih mengapa hal itu terjadi. Mereka akan memilih merdeka sesuai kehendak hati mereka daripada kalau harus mengikuti aturan dan antrian menunggu kereta berikutnya. Bahkan mereka akan siap mati kalau kemerdekaan mereka duduk di atas kereta api dilarang. Apakah sudah demikian parah ?

Sarana dan fasilitas transportasi lhususnya Kereta Api di Jakarta memang sudah sangat mengkawatirkan. Coba A diperhatikan setiap kali kereta api melintasi jalan ibukota pada jam-jam sibuk. Anda sudah pasti akan melihat pemandangan yang luar biasa. Ratusan orang melakukan aksi nekat dengan duduk di atas gerbong-gerbong kereta api yang sudah begitu kuno dan ketinggalan jaman. Bahkan tidak terkecuali anak-anakpun merangseng naik ke atas atap kereta. Beberapa orang bule yang sedang berkunjung ke Jakarta mungkin akan berdecak kagum melihat pemandangan itu, “Wow. They’re so brave!” Well I don’t think it’s because they’re brave madam, but they are kepaksa.

Setiap hari jalur kereta api di Jabotabek dinaiki oleh 19 ribu penumpang gelap alias penumpang yang gak mau bayar. Luar biasa, 19 ribu orang tidak membayar fasilitas publik tersebut. Bayangkan berapa kerugian yang harus dialami oleh PT KA setiap harinya.

Apakah memang benar sangat mengatur orang Jakarta sampai-sampai PT KA harus mengalami kerugian yang begitu besar setiap harinya? Atau justru bukan penumpang gelap yang seharusnya disalahkan tapi PT KA? Mulai dari kondisi kereta api yang jauh dari kelayakan, jumlah petugas kereta yang tidak cukup serta tidak profesional, jumlah gerbong yang tidak memadai, hingga jadwal keberangkatan yang tidak pernah tepat waktu.

Apa pun perdebatan dan kontroversinya, yang jelas kondisi transportasi kereta api di daerah Jabotabek bukan sesuatu yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Jakarta. Pengelola PT KA dan masyarakat Jakarta sama-sama salah. Memang benar mayorits penumpang kereta api di wilayah Jabotabek adalah masyarakat menengah kebawah yang dihimpit oleh begitu banyak masalah ekonomi, namun apakah itu dapat dijadikan sebagai alasan untuk tidak terciptanya budaya tertib?

Kebutuhan Kereta Api di Indonesia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah penumpang kereta api (KA) di Jawa dan Bali pada 2025 mencapai 244.673.991 orang per tahun. “Jumlah itu belum termasuk di di Sumatera sebanyak 11.103.851 orang per tahun, Kalimantan 1.120.520 orang dan di Sulawesi 5.406.375 orang per tahun,” kata Kepala Balitbang Kemhub, Ir Denny Siahaan kepada pers, di Jakarta, Rabu. Selain itu, untuk angkutan barang atau kargo KA pada 2025 untuk Jawa Bali diproyeksikan 5.450.198.824 ton per tahun, Sumatera 360.851.356 ton per tahun, Kalimantan 32.886.962 ton per tahun, dan Sulawesi sebanyak 86.245.763 ton per tahun .

Denny menyatakan, proyeksi tersebut adalah salah satu hasil “roundtable discussion Badan Litbang Kementerian Perhubungan (Kemhub)” bertema “Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian Indonesia, beberapa hari lalu. Menurut Denny, kebijakan multi operator dalam penyelenggaraan perkeretaapian, merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas, efektivitas, dan efisiensi dengan melibatkan partisipasi swasta dan Pemda. “Multi operator itu harus sejalan dengan UU no 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam kewenangan, lepas tanggungjawab, dan tidak saling menyalahkan dalam hal keamanan dan keselamatan,” ujar Denny.

Jumardi ST dari Ditjen Perkeretaapian Kemhub yang tampil sebagai pembicara mengemukakan, pangsa kereta api penumpang saat ini hanya enam persen dan barang 0,63 persen dari total angkutan nasional. Menurutnya, akibat terbatasnya dana pemerintah, prasarana dan sarana KA banyak mengalami `backlog` pemeliharaan akibat rendahnya mobilitas angkutan dan terbatasnya cadangan energi nasional. “Selain itu, pemberdayaan atau revitalisasi KA urban semakin mendesak persaingan dengan mobil pribadi,” kata Jumardi.

Menurutnya, Ditjen KA berencana mengembangkan jaringan di Pulau Sumatera antara lain mewujudkan lintas KA Trans Sumatera (NA-Lampung), pengembangan KA perkotaan di Medan, Lampung, Palembang, Pekanbaru, dan Padang. Pengembangan di Pulau Jawa antara lain optimalisasi jalur KA lintas selatan dan lintas utara Jawa serta pembangunan jalur ganda secara bertahap. Juga, mengembangkan KA perkotaan di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. “Juga menyelesaikan masalah backlog, perawatan lokomotif, kereta, gerbong, KRD, KRL secara bertahap, dan lainnya,” kata Jumardi.

Pembicara lain, Ir Arif Wismadi dari Pustral UGM Yogyakarta mengatakan, kondisi prasarana perkeretaapian saat ini banyak yang melampaui batas umur teknis dan terjadi backlog pemeliharaan dan banyak sarana KA yang tidak siap operasi. Selain itu, juga penyempitan (bottleneck) terjadi di beberapa lintas utama, masih banyaknya perlintasan sebidang, rendahnya keamanan dan ketertiban, rendahnya kinerja layanan KA, dan lainnya. Sementara itu, Ir Bahal ML Gaol, peneliti Puslitbang Perhubungan Darat mengatakan, sekitar 51 persen armada PT KA berada di bawah umur midlife (usia normal 40 tahun) dan sebesar 43 persen sudah melewati midlife. “Terakhir, sekitar lima persen telah melewati masa layak guna sarana sehingga harus dihentikan pemakaiannya,” demikian Bahal







kaskus.us


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ..... - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger